10/18/2011

Penelitian Psikologi dan Internet

Penelitian Psikologi dan Internet

Internet Mengubah Ingatan Manusia

Memori kolektif internet membuat kita ingat lebih sedikit hal.

Komputer dan internet mengubah sifat ingatan manusia, demikian kesimpulan penelitian yang dimuat di majalah Science.

Penelitian psikologi menunjukkan bahwa jika seseorang diajukan pertanyaan-pertanyaan sulit, mereka akan memikirkan komputer.

Ketika mereka mengetahui bahwa berbagai fakta nantinya akan didapat lewat komputer maka ingatan mereka menjadi tidak begitu baik karena mereka mengetahui dapat mengandalkan sumber lain.

Para peneliti mengatakan internet bertindak sebagai “ingatan transaktif”.

Penulis laporan Betsy Sparrow dari Universitas Columbia mengatakan ingatan transaktif “adalah ide adanya sumber ingatan luar - tempat penyimpanan di pihak lain”.

“Ada ahli-ahli hal tertentu dan kita membiarkan mereka bertanggung jawab atas informasi tersebut,” katanya.

Penulis lain laporan Daniel Wegner, yang pertama kali mengusulkan konsep ingatan transaktif dalam bab sebuah buku berjudul Ketergantungan Kognitif pada Hubungan Dekat, menemukan pasangan yang sudah lama hidup bersama saling membantu saat mengingat sesuatu.

“Saya berpikir internet menjadi sebuah bentuk ingatan transaktif dan saya ingin mengujinya,” kata Dr Sparrow.

Bagian pertama pengkajian adalah menguji apakah peserta penelitian “langsung” memikirkan komputer dan internet begitu diajukan pertanyaan sulit. Tim menggunakan tes Stroop yang dimodifikasi.

Tes Stroop standar mengukur berapa lama waktu yang diperlukan partisipan untuk membaca sebuah kata warna sementara kata tersebut berbeda warna, misalnya kata “hijau” ditulis dengan warna biru.

Waktu reaksi meningkat ketika, bukannya kata warna, para partisipan ditanyakan untuk membaca kata-kata tentang topik yang kemungkinan sudah ada dalam pikiran.

Dengan cara ini tim peneliti menunjukkan bahwa, setelah diberikan topik dengan jawaban ya/tidak, waktu reaksi terhadap istilah yang terkait dengan internet sangat lebih lama. Ini adalah sebuah isyarat partisipan tidak mengetahui jawaban, dan mereka sudah mempertimbangkan untuk menjawab dengan menggunakan komputer.

Dalam percobaan lebih mendalam para peserta penelitian diberikan serangkaian fakta. Setengahnya diminta menyimpannya pada sejumlah folder di komputer, setengahnya diberitahu bahwa fakta-fakta tersebut akan dihapus.

Ketika diminta untuk mengingat fakta tadi, kelompok yang mengetahui informasi tidak akan didapat lagi menunjukkan kinerja yang sangat lebih baik dibandingkan kelompok yang menyimpan fakta dalam berkas di komputer.

Tetapi kelompok yang mengharapkan informasi tersebut akan didapat nantinya, sangat bagus ingatannya dalam mengingat folder tempat penyimpanan informasi.

“Ini mengisyaratkan bahwa dalam kaitan dengan berbagai hal yang bisa kita dapatkan di internet, kita cenderung menempatkan ingatan online - kita cenderung menyimpannya di luar,” kata Dr Sparrow.

Dia mengatakan kecenderungan partisipan untuk mengingat lokasi informasi, bukannya informasi itu sendiri, merupakan isyarat orang semakin tidak bisa mengingat sesuatu, mereka hanya mengatur penempatan informasi dalam jumlah besar agar nantinya mudah didapat.

“Saya tidak menganggap Google membuat kita bodoh - kita hanya mengubah cara mengingat… Jika kita bisa mendapatkannya di internet meskipun sedang berjalan-jalan, maka ketrampilan yang diperlukan, yang perlu diingat adalah ke mana harus mendapatkan informasi. Sama seperti dalam kaitannya dengan orang - ketrampilan yang diperlukan adalah mengingat siapa yang perlu ditemui (untuk mengetahui hal tertentu),” katanya.

Sumber : http://www.surya.co.id/2011/07/19/internet-mengubah-ingatan-manusia


Penggunaan Internet sebagai Media Komunikasi dalam Menciptakan Hubungan Akrab

Kegiatan komunikasi begitu penting aplikasinya dalam kehidupan seharihari. Secara aplikatif, komunikasi memiliki banyak sekali bentuk. Dewasa ini, berkat makin majunya teknologi, komunikasi telah berkembang dan berubah bentuknya. Media-media komunikasi sudah makin maju, dan mampu memberikan pelayanan dan fungsi-fungsi yang lebih efektif dan efisien dalam berkomunikasi.


Salah satu media yang mampu melakukan hal ini adalah komputer. Melalui komputer, kini individu dapat mengakses internet. Internet adalah suatu jaringan yang memungkinkan individu-individu untuk saling berhubungan dan mengadakan kontak melalui komputer. Internet mampu mengatasi hambatan jarak dan waktu yang dahulu dirasakan untuk berkomunikasi. Sama seperti komunikasi secara langsung, diasumsikan bahwa komunikasi melalui internet juga dipengaruhi oleh faktor-faktor, seperti faktor-faktor individu.


Dari berbagai sumber, ditemukan pula terdapat faktor-faktor yaitu anonimitas, kesamaan, dan kecemasan pribadi yang dirasa berhubungan dengan komunikasi melalui internet. Sebagai suatu kegiatan komunikasi, komunikasi melalui internet juga memiliki banyak tujuan dalam aplikasinya. Salah satu tujuan tersebut adalah menjalin suatu hubungan dengan orang lain, atau yang disebut juga hubungan akrab. Hubungan akrab atau intimasi sendiri dapat dilihat dari adanya selfdisclosure serta rasa peduli dan sayang antar individu, dan merupakan salah satu wujud hasil dari kegiatan berkomunikasi.


Skripsi ini bertujuan untuk mengidentifikasi deskrpsi hubungan antara faktor-faktor baik faktor individu ataupun faktor lainnya terhadap komunikasi melalui internet. Skripsi ini juga bertujuan untuk mengetahui deskripsi hubungan antara komunikasi yang terjadi melalui internet dengan intimasi yang terbentuk.


Dalam mengumpulkan data, peneliti melakukan penelitian di warung internet di sepanjang jalan Babakan Raya, Kabupaten Dramaga. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dan dilakukan kepada 65 orang responden. Data yang digunakan dalam skripsi ini adalah data primer dan sekunder.


Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor individu yang berhubungan dalam penggunaan internet sebagai media komunikasi. Hubungan tersebut terlihat dari deskripsi penggunaan aplikasi komunikasi di internet sebagai wujud penggunaan internet sebagai media komunikasi, dengan karakteristik individu, yakni jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan pekerjaan pengguna internet. Selain itu, dari data yang telah dikumpulkan, diketahui bahwa sifat anonimitas pengguna internet tergolong tinggi dalam penggunaan internet sebagai media komunikasi, adapun tingkat kesamaan dan tingkat kecemasan komunikasi yang dirasakan pengguna internet diketahui tergolong rendah. Dilihat dari polanya, hasil data tingkat anonimitas, kesamaan, dan kecemasan komunikasi tersebut berhubungan dan berpotensi menjadi penyebab rendahnya tingkat penggunaan internet secara umum.


Hasil yang mengejutkan ditemukan dari hasil data mengenai hubungan akrab. Dalam penelitian, hubungan akrab dilihat dari tiga faktor, yakni keakraban, kepercayaan, serta kepedulian dan kasih sayang. Sehubungan dengan hasil sebelumnya, hasil data mengenai keterbukaan dan kepercayaan diketahui rendah, hal ini sesuai dengan teorinya dimana bila tingkat anonimitas tinggi, dan tingkat kesamaan rendah, dapat disimpulkan tingkat kontak dan interaksi melalui internet adalah rendah, sehingga tidak dapat menciptakan keterbukaan dan kepercayaan dari diri pengguna internet kepada orang lain, namun hasil tingkat kepedulian dan rasa sayang pengguna ternyata tergolong tinggi. Semua hasil tersebut ternyata sesuai dengan Henline (2006) yang menyatakan bahwa dalam berkomunikasi melalui internet, bisa terjadi apa yang disebut keakraban palsu, dimana keakraban palsu dapat timbul saat seseorang melakukan kontak atau interaksi melalui internet, dan merasakan keakraban, tapi tidak benar-benar mengenal siapa lawan bicaranya.

Sumber : http://fema.ipb.ac.id/index.php/penggunaan-internet-sebagai-media-komunikasi-dalam-menciptakan-hubungan-akrab/

0 Comments:

Post a Comment



Template by:
Free Blog Templates