3/16/2012

Dampak Bullying bagi Kesehatan Mental

Bullying berasal dari bahasa Inggris (bully) yang berarti menggertak atau mengganggu. School bullying adalah perilaku agresif kekuasaan terhadap siswa yang dilakukan berulang-ulang oleh seorang/kelompok siswa yang memiliki kekuasaan, terhadap siswa lain yang lebih lemah dengan tujuan menyakiti orang tersebut.

Pengelompokkan bullying ke dalam 5 kategori:

1. Kontak fisik langsung (memukul, mendorong, mencubit, mencakar, juga termasuk memeras dan merusak barang-barang yang dimliki orang lain).

2. Kontak verbal langsung (mengancam, mempermalukan, merendahkan, mengganggu, memberi panggilan nama (name–calling), sarkasme, merendahkan (put-down), mencela/mengejek, mengintimidsi, mengejek, menyebarkan gosip)

3. Perlaku non-verbal langsung (melihat dengan sinis, menjulurkan lidah, menampilkan ekspresi muka yang merendahkan, mengejek, atau mengancam, biasanya disertai oleh bullying fisik atau verbal).

4. Perilaku non verbal tidak langsung (mendiamkan seseorang, memanipulasi persahabatan sehingga menjadi retak, sengaja mengucilkan atau mengabaikan, mengirimkan surat kaleng)

5. Pelecehan seksual (kadang dikategorikan perilaku agresi fisik atau verbal).

Definisi lain tentang bullying dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Bullying adalah penggunaan kekuasaan atau kekuatan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok, sehingga korban merasa tertekan, trauma dan tidak berdaya.

b. Bullying sebagai penggunaan agresi dalam bentuk apapun yang bertujuan menyakiti ataupun menyudutkan orang lain secara fisik maupun mental. Bullying dapat berupa tindakan fisik,verbal, emosional, dan juga seksual

c. Bullying adalah bentuk-bentuk perilaku berupa pemaksaan atau usaha menyakiti secara fisik maupun psikologis terhadap seseorang atau kelompok yang lebih lemah oleh seseorang atau sekelompok orang yang mempersiakannya lebih kuat.

Terjadinya bullying di sekolah menurut Salmivalli dan kawan-kawan merupakan proses dinamika kelompok dan di dalamnya ada pembagian peran. Peran-peran tersebut adalah bully, asisten bully, reinfocer, defender, dan outsider.

Ø Bully yaitu siswa yang dikategorikan sebagai pemimpin, berinisiatif dan aktif terlibat dalam perilaku bullying.

Ø Asisten bully, juga terlibat aktif dalam perilaku bullying, namun ia cenderung begantung atau mengikuti perintah bully.

Ø Rinfocer adalah mereka yang ada ketika kejadian bullying terjadi, ikut menyaksikan, mentertawakan korban, memprofokasi bully, mengajak siswa lain untuk menonton dan sebagainya.

Ø Defender adalah orang-orang yang berusaha membela dan membantu korban, sering kali akhirnya mereka menjadi korban juga.

Ø Outsider adalah orang-orang yang tahu bahwa hal itu terjadi, namun tidak melakukan apapun, seolah-olah tidak peduli.

Sementara itu Psikolog Clara Wriswanto dari Jagadnita Counseling mengemukakan bahwa penyebab seseorang menjadi pelaku “bullying” bisa dari berbagai faktor seperti orang tua yang terlalu memanjakan anaknya, keadaan keluarga yang berantakan sehingga diri anak tersisihkan, atau hanya karena anak tersebut meniru perilaku “bullying” dari kelompok pergaulannya serta tayangan bernuansa kekerasan di internet atau televisi.

Sosiolog dari UI, Tamrin Amal Tomagola, mengatakan, kondisi kehidupan sosial setidaknya di kota-kota besar sudah mengidap penyakit frustasi sosial, tak cuma itu sistem kehidupan sosial yang dianut saat ini tak lain adult oriental, selalu mengakomodasi kepentingan orang dewasa.

Selain itu lingkungan sekitar rumah sangat besar pengaruhnya terhadap perilaku bullying ini, misalnya anak hidup pada lingkungan orang yang sering berkelahi atau bermusuhan, berlaku tidak sesuai dengan norma yang ada, maka anak akan mudah meniru perilaku lingkungan itu dan merasa tidak bersalah.

Lingkungan sekolah juga bisa menjadi faktor penyebab anak melakukan bullying, misalnya guru yang berbuat kasar kepada siswa, guru yang kurang memperhatikan kondisi anak baik dalam sosial ekonomi maupun dalam prestasi anak atau perilaku sehari hari anak di kelas atau di luar kelas bagaimana dia bergaul dengan teman-temannya. Teman yang sering meledek dan mengolok-olok, menghina, mengejek dan sebagainya.

Akhir-akir ini kasus akibat kekerasan di sekolah makin sering ditemui baik melalui informasi di media cetak maupun yang kita saksikan di layar televisi. Selain tawuran antar pelajar sebenarnya ada bentuk-bentuk perilaku agresif atau kekerasan yang mungkn sudah lama terjadi di sekolah-sekolah, namun tidak mendapat perhatian, bahkan mungkin tdak dianggap sesuatu hal yang serius. Misalnya bentuk intimidasi dari teman-teman atau pemalakan, pengucilan diri dari temannya, sehingga anak jadi malas pergi ke sekolah karena merasa terancam dan takut, sehingga bisa menjadi depresi tahap ringan dan dapat mempengaruhi belajar di kelas.

Pelaku dan korban sama-sama mengalami gangguan dengan kesehatan mentalnya. Pelaku bisa saja seseorang yang hanya ikut dengan temannya agar tetap dianggap teman dan bisa tetap bergaul dengan lingkungannya (Asisten Bully), tetapi ia yang sehat secara mental pasti menyadari perbuatannya melakukan bullying adalah salah, sehingga ia terus diliputi rasa bersalah, tertekan, dan mengalami gangguan mental.

Bully sendiri bisa saja pernah menjadi korban, sehingga ia melakukan balas dendam terhadap orang yang lebih lemah. Dengan ini, berarti bully sendiri mengalami gangguan dengan mentalnya, karena orang dengan mental yang sehat bertigkah laku sesuai dengan norma dan mampu mengelola emosi.

Korban merasakan banyak emosi negatif seperti marah, dendam, kesal, tertekan,takut, malu dan sedih).Yang paling ekstrim dari dampak psikologis ini adalah kemungkinan untuk timbulnya gangguan psikologis pada korban bullying seperti rasa cemas berlebihan, selalu merasa takut, depresi, ingin bunuh diri dan gejala-gejala gangguan stres pasca trauma (post trumatic stress disoder). Anak yang menjadi korban bullying atau tindakan kekerasan fisik, verbal ataupun psikologis di sekolah akan mengalami trauma besar dan depresi yang akhirnya bisa menyebabkan gangguan mental di masa yang akan datang.

Sumber : ppt “kesehatan mental” M. FAKHRURROZI, M.PSI,PSI

Pdf “Bullying Dalam Pendidikan” Dra. Ehan.M.Pd

1 Comment:

  1. Unknown said...
    Info yang sangat bagus
    Dampak bullying di masa mendatang, bisakah diberikan artikel dan contoh2nya, serta bagaimana menyembuhkan dampak psikologi ini? Thanks

Post a Comment



Template by:
Free Blog Templates