10/05/2012
Nama : Nizza Karima Azzahrah
Kelas : 3PA01
NPM : 15510016
Tugas 2 Psikologi Lintas Budaya
Akulturasi
Akulturasi adalah suatu proses sosial yang
timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu
dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu
lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa
menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri. Contoh akulturasi:
Saat budaya rap dari negara asing digabungkan dengan bahasa Jawa,
sehingga menge-rap dengan menggunakan bahasa Jawa. Ini terjadi di acara Simfoni
Semesta Raya.
Akulturasi mengacu
pada proses dimana kultur seseorang dimodifikasi melalui kontak atau pemaparan
langsung dengan kultur lain. Misalnya, bila sekelompok imigran kemudian
berdiam di Amerika Serikat (kultur tuan rumah),
kultur mereka sendiri akan dipengaruhi oleh kultur tuan rumah ini.
Berangsur-angsur, nilai-nilai, cara berperilaku, serta kepercayaan dari kultur
tuan rumah akan menjadi bagian dari kultur kelompok imigran itu. Pada waktu
yang sama, kultur tuan rumah pun ikut berubah.
Relasi Internakultural
Relasi Internakultural atau Komunikasi Antar Budaya adalah komunikasi yang
terjadi di antara orang-orang yang memiliki kebudayaan yang
berbeda (bisa beda ras, etnik, atau sosioekonomi, atau gabungan dari semua
perbedaan ini. Menurut Stewart L. Tubbs,komunikasi antarbudaya adalah komunikasi antara
orang-orang yang berbeda budaya (baik dalam arti ras, etnik, atau
perbedaan-perbedaan sosio ekonomi).Kebudayaan adalah cara hidup yang berkembang
dan dianut oleh sekelompok orang serta berlangsung dari generasi ke generasi.
Hamid Mowlana menyebutkan komunikasi antarbudaya sebagai human
flow across national boundaries. Misalnya; dalam keterlibatan suatu konfrensi
internasional dimana bangsa-bangsa dari berbagai negara berkumpul dan
berkomunikasi satu sama lain. Sedangkan Fred E. Jandt mengartikan komunikasi
antarbudaya sebagai interaksi tatap muka di antara orang-orang yang berbeda
budayanya.
“Intercultural communication generally
refers to face-to-face interaction among people of diverse culture.”
Guo-Ming Chen dan William J. Sartosa mengatakan bahwa komunikasi
antarbudaya adalah proses negosiasi atau pertukaran sistem simbolik yang
membimbing perilaku manusia dan membatasi mereka dalam menjalankan fungsinya
sebagai kelompok.
Selanjutnya komunikasi antarbudaya itu dilakukan:
Dengan negosiasi untuk melibatkan manusia di dalam pertemuan
antarbudaya yang membahas satu tema (penyampaian tema melalui simbol) yang
sedang dipertentangkan. Simbol tidak sendirinya mempunyai makna tetapi dia
dapat berarti ke dalam satu konteks dan makna-makna itu dinegosiasikan atau
diperjuangkan.
Melalui pertukaran sistem simbol yang tergantung daripersetujuan
antarsubjek yang terlibat dalam komunikasi, sebuah keputusan dibuat untuk
berpartisipasi dalam proses pemberian makna yang sama.
Sebagai pembimbing perilaku budaya yang tidak terprogram namun
bermanfaat karena mempunyai pengaruh terhadap perilaku kita.
Menunjukkan fungsi sebuah kelompok sehingga kita dapat membedakan diri
dari kelompok lain dan mengidentifikasinya dengan berbagai cara.
Fungsi-Fungsi Komunikasi
Antarbudaya
1.
Fungsi Pribadi
ü
Menyatakan Identitas Sosial
ü
Menyatakan Integrasi Sosial
ü
Menambah Pengetahuan
ü
Melepaskan Diri atau Jalan Keluar
2.
Fungsi Sosial
ü
Pengawasan
ü
Menjembatani
ü
Sosialisasi Nilai
ü
Menghibur
Prinsip-Prinsip Komunikasi
Antarbudaya
1.
Relativitas Bahasa
2.
Bahasa Sebagai Cermin Budaya
3.
Mengurangi Ketidak-pastian
4.
Kesadaran Diri dan Perbedaan Antarbudaya
5.
Interaksi Awal dan Perbedaan Antarbudaya
6.
Memaksimalkan Hasil Interaksi
Tiga konsekuensi yang dibahas oleh Sunnafrank (1989)
mengisyaratkan implikasi yang penting bagi komunikasi antarbudaya. Sebagai
contoh, orang akan berintraksi dengan orang lain yang mereka perkirakan akan memberikan
hasil positif. Karena komunikasi antarbudaya itu sulit, anda mungkin
menghindarinya. Dengan demikian, misalnya anda akan memilih berbicara dengan
rekan sekelas yang banyak kemiripannya dengan anda ketimbang orang yang sangat
berbeda.
Kedua, bila kita mendapatkan hasil yang positif, kita terus
melibatkan diri dan meningkatkan komunikasi kita. Bila kita memperoleh hasil
negatif, kita mulai menarik diri dan mengurangi komunikasi.
Ketiga, kita mebuat prediksi tentang mana perilaku kita
yang akan menghasilkan hasil positif. Dalam komunikasi, anda mencoba
memprediksi hasil dari, misalnya, pilihan topik, posisisi yang anda ambil,
perilaku nonverbal yang anda tunjukkan, dan sebagainya. Anda kemudian melakukan
apa yang menurut anda akan memberikan hasil positif dan berusaha tidak melakkan
apa yang menurut anda akan memberikan hasil negatif.