4/12/2013
Nama : Nizza Karima Azzahrah
NPM : 15510016
Kelas : 3PA01
Rational Emotive Therapy atau Teori
Rasional Emotif mulai dikembangan di Amerika pada tahun 1960-an oleh Alberl
Ellis, seorang Doktor dan Ahli dalam Psikologi Terapeutik yang juga seorang
eksistensialis dan juga seorang Neo Freudian. Teori ini dikembangkanya ketika
ia dalam praktek terapi mendapatkan bahwa sistem psikoanalisis ini mempunyai
kelemahan-kelemahan secara teoritis (Ellis, 1974).
Teori
Rasional Emotif ini merupakan sintesis baru dari Behavior Therapy yang klasik
(termasuk Skinnerian Reinforcement dan Wolpein Systematic Desensitization).
Oleh karena itu Ellis menyebut terapi ini sebagai Cognitive Behavior Therapy
atau Comprehensive Therapy.
Konsep ini merupakan sebuah aliran baru dari Psikoterapi Humanistik yang berakar pada filsafat eksistensialisme yang dipelopori oleh Kierkegaard, Nietzsche, Buber, Heidegger, Jaspers dan Marleu Ponty, yang kemudian dilanjutkan dalam bentuk eksistensialisme terapan dalam Psikologi dan Psikoterapi, yang lebih dikenal sebagai Psikologi Humanistik.
Konsep ini merupakan sebuah aliran baru dari Psikoterapi Humanistik yang berakar pada filsafat eksistensialisme yang dipelopori oleh Kierkegaard, Nietzsche, Buber, Heidegger, Jaspers dan Marleu Ponty, yang kemudian dilanjutkan dalam bentuk eksistensialisme terapan dalam Psikologi dan Psikoterapi, yang lebih dikenal sebagai Psikologi Humanistik.
Konsep-Konsep
Utama
Terapi
rasional emotif (TRE) adalah aliran psikoterapi yang berlandaskan asumsi bahwa
manusia dilahirkan dengan potensi, baik untuk berpikir rasional dan jujur
maupun untuk berpikir irasional dan jahat. Manusia memiliki
kecenderungan-kecenderungan untuk memelihara diri, berbahagia, berpikir dan
mengatakan, mencintai, bergabung dengan orang lain, serta tumbuh dan
mengaktualisasikan diri. Akan tetapi, manusia juga memiliki
kecenderungan-kecenderungan ke arah menghancurkan diri, menghindari pemikiran,
berlambat-lambat, menyesali kesalahan-kesalahan secara tak berkesudahan,
takhayul, intoleransi, perfeksionisme, dan mencela diri, serta menghindari pertumbuhan
dan aktualisasi diri.
Terapi
rasional emotif menegaskan bahwa manusia memiliki sumber-sumber yang tak
terhingga bagi aktualisasi potensi-potensi dirinya dan bisa mengubah
ketentuan-ketentuan pribadi dan masyarakat. Manusia dilahirkan dengan
kecenderungan untuk mendesakkan pemenuhan keinginan-keinginan,
tuntutan-tuntutan, hasrat-hasrat, dan kebutuhan-kebutuhan dalam hidupnya. Jika
tidak segera mencapai apa yang diinginkannya, manusia mempersalahkan dirinya
sendiri ataupun orang lain.
TRE
menekankan bahwa manusia berpikir, beremosi, dan bertindak secara stimulan.
Jarang manusia beremosi tanpa berpikir, sebab perasaan- perasaan biasanya
dicetuskan oleh persepsi atas suatu situasi yang spesifik.
Menurut
Allbert Ellis, manusia bukanlah makhluk yang sepenuhnya ditentukan secara
biologis dan didorong oleh naluri-naluri. Ia melihat individu sebagai makhluk
unik dan memiliki kekuatan untuk memahami keterbatasan-keterbatasan, untuk
mengubah pandangan-pandangan dan nilai-nilai dasar yang telah
diintroyeksikannya secara tidak kritis pada masa kanak-kanak, dan untuk
mengatasi kecenderungan-kecenderungan menolak diri sendiri. Sebagai akibatnya,
mereka akan bertingkah laku berbeda dengan cara mereka bertingkah laku di masa
lampau. Jadi, karena bisa berpikir dan bertindak sampai menjadikan dirinya
berubah, mereka bukan korban-korban pengkondisian masa lampau yang pasif.
TRE
dimulai dengan ABC:
A.
Adalah activating experiences atau
pengalaman-pengalaman pemicu, seperti kesulitan-kesulitan keluarga,
kendala-kendala pekerjaan, trauma-trauma masa kecil, dan hal-hal lain yang kita
anggap sebagai penyebab ketidak bahagiaan.
B.
Adalah beliefs, yaitu keyakinan-keyakinan, terutama
yang bersifat irasional dan merusak diri sendiri yang merupakan sumber
ketidakbahagiaan kita.
C.
Adalah consequence, yaitu konsekuensi-konsekuensi
berupa gejala neurotik dan emosi-emosi negatif seperti panik, dendam dan amarah
karena depresi yang bersumber dari keyakinan-keyakinan kita yang keliru.
Sebuah pernyataan yang humanis dari
Albert Ellis “Acceptance is not love. You love a person because he or she
has lovable traits, but you accept everybody just be cause they're alive
and human” (Penerimaan bukan cinta. Anda mencintai seseorang karena
dia memiliki sifat menyenangkan, tapi Anda menerima semua orang hanya karena
mereka hidup dan manusia).
Pandangan pendekatan rasional emotif
tentang kepribadian Albert Ellis, dapat dikaji dari konsep-konsep kunci teori
Albert Ellis. Ada tiga pilar yang membangun tingkah laku individu, yaitu Antecedent
event (A), Belief (B), dan Emotional consequence (C).
Kerangka pilar ini yang kemudian dikenal dengan konsep atau teori ABC.
Antecedent event (A) yaitu segenap peristiwa luar
yang dialami atau memapar individu. Peristiwa pendahulu yang berupa fakta,
kejadian, tingkah laku, atau sikap orang lain. Perceraian suatu keluarga,
kelulusan bagi siswa, dan seleksi masuk bagi calon karyawan merupakan
antecendent event bagi seseorang.
Belief (B) yaitu keyakinan, pandangan,
nilai, atau verbalisasi diri individu terhadap suatu peristiwa. Keyakinan
seseorang ada dua macam, yaitu keyakinan yang rasional (rational belief
atau rB) dan keyakinan yang tidak rasional (irrasional belief atau iB).
Keyakinan yang rasional merupakan cara berpikir atau system keyakinan yang
tepat, masuk akal, bijaksana, dan kerana itu menjadi prosuktif. Keyakinan yang
tidak rasional merupakan keyakinan ayau system berpikir seseorang yang salah,
tidak masuk akal, emosional, dan keran itu tidak produktif.
Emotional consequence (C) merupakan konsekuensi emosional
sebagai akibat atau reaksi individu dalam bentuk perasaan senang atau hambatan
emosi dalam hubungannya dengan antecendent event (A). Konsekuensi emosional ini
bukan akibat langsung dari A tetapi disebabkan oleh beberapa variable antara
dalam bentuk keyakinan (B) baik yang rB maupun yang iB.
Selain itu, Ellis juga menambahkan D
dan E untuk rumus ABC ini. Seorang terapis harus melawan (dispute; D)
keyakinan-keyakinan irasional itu agar kliennya bisa menikmati dampak-dampak (effects;
E) psikologis positif dari keyakinan-keyakinan yang rasional.
Albert Ellis juga menambahkan bahwa
secara biologis manusia memang “diprogram” untuk selalu menanggapi
“pengondisian-pengondisian” semacam ini. Keyakinan-keyakinan irasional tadi
biasanya berbentuk pernyataan-pernyataan absolut.
Dalam menjelaskan teorinya tentang
Rasional Emotif terapi, Albert Ellis mempunyai pendekatan sebagai berikut:
·
Teori
TRE mementingkan tiga aspek utama yaitu kognitif, emosi dan aspek tingkah
laku.
·
Memberi
penekanan kepada pemikiran,penganalisaan, penilaian, perlakuan dan membuat
keputusan.
·
Pendekatan
teori ini bercorak deduktif atau mengajar, mengarah dan mengutamakan kepada
pemikiran daripada kepercayaan yang tidak rasional.
·
Kepercayaan
ini perlu dicabar dan diperbetulkan supaya dapat mewujudkan sistem kepercayaan
yang baik dan rasional.
·
Prinsip
terapi TRE boleh digunakan kepada masalah sekarang, masalah yang lain dalam
kehidupan dan juga masalah yang mungkin dihadapi pada masa akan datang.
·
Fokus
prinsip ini adalah kepada pemikirandan tindakan, bukan hanya mengikuti
perasaan.
·
Terapi
ini dianggap sebagai satu proses pembelajaran kerana fungsi konselor yang berbeda-beda.
·
Teori
Ellis ini berasaskan bahwa individu-individu mempunyai usaha untuk bertindak
sama dan dalam bentuk rasional maupun tidak rasional.
Sumber
:
http://bkpemula.wordpress.com/2011/12/05/terapi-rasional-emotif/
(Corey, Gerald. 1999. Teori Dan Praktek Konseling Dan Psikoterapi. Bandung:
Refika Aditama., Surya Mohammad. Dasar-dasar Konseling Pendidikan (Konsep dan
Teori). Kota Kembang: Yogyakarta ,1988.)